Monday, March 15, 2010

LORONG KEMATIAN - must read edition!!!!

Sedikit sedutan buku Lorong Kematian written by GEIDURRAHMAN AL-MISHRY keluaran Telaga Biru.

Sang Pendosa dan Si Penumpuk Harta yakin, Allah menciptakan syurga dengan segala kenikmatannya; bidadari , istana, sungai dan taman-taman yang indah yang hanya membuatnya sakit hati dan iri. Lalu, ia mencakar-cakar wajahnya sendiri, memukul kepala sendiri, sembari menjatuhkan diri atas tanah.

“Aku telah menyia-nyiakan hartaku!”

“Aku telah menyia-nyiakan hidupku!”

“Aku telah menyia-nyiakan umurku!”

“Aku telah menyia-nyikan waktuKU!”

“Aku telah menyia-nyiakan tubuhku!”

Bagi diri sendiri dan sesiapapun yang zikrulmaut@mengingati mati, carilah buku ini untuk dibaca dan dihayati. Makin tua kita, maka kematian semakin hampir, x kira tua atau muda, sihat atau sakit, kaya hatta ahli nujum dan tuan doktor pun akan mati juga.

Kisah-kisah di hari akhir disusun dalam bentuk cerita yang dialami oleh Sang Hamba yang Soleh bernama Hafidz Al-Farisi ini bisa membuatkan hati kita gementar dan betapa ingin untuk beramal soleh dan menjadi insan terpilih menemui jannah@syurga Allah.

Lantaran, selepas membaca perlu ada kesan dalam hati dan diri kita. Mulalah, mengevaluasi apa amal yang kita bawa menemui Robb Izzati, Robbul Jalil -

Friday, March 12, 2010

personality plus

apakah personality plus anda? saya seorang sanguine.... dah dua kali buat test. Perlu diingatkan Ya Aisyah, kalau kamu terus syok menjadi sanguine yg popular kita x akan sukses dalam hidup ni.

benar,

kerana seorang sanguine tidak memerhatikan@merancang kehidupannya. Repetitive melakukan kesalahan dan tidak menguruskan kehidupan dengan cantik. itulah part negative yg saya sedar dalam karakter saya sendiri.

that's y lah, dalam buku self-help -Personality Plus yg dikarang oleh Florence Littauer ada personality summary

apabila kita dah tau kita tergolong dalam kategori mane, kita perlu memperbaiki diri kita.

seorang sanguine mungkin sahaja x suka dengan melankolik type of person, too details and make the life become more complicated, tp sebenarnya sanguine harus mengambil 30-40% sifat melankolik untuk menguruskan hidupnya.

saya pun x habis lagi membaca buku yang dibeli oleh seorang sahabat ketika lawatannya ke Bandung, Indonesia.

Anyway, it was really interesting to learn about people's personality. Kalau bersembang dikalangan org yg mengetahui Personality Plus ini, sgt best.Kita rancak menganalisis manusia. Mengenal kawan-kawan disekeliling dan lebih mudah kita menerima org lain punya perangai!

Special thanks dedicated to Miss Wan Khadijah and Mr. Haji Hizul as well as Fina because you guys teach me a lot about this PP Subject!

SEGERALAH MELAKUKAN TAUBAT

Ibnul Qayyim al-Jauziah, mengatakan tak layak seorang hamba, menunda-nunda dalam melakukan taubat. Melakukan taubat dari dosa merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Tidak boleh ditunda. Apabila seseorang menundanya, melakukan penundaan berarti ia telah melakukan pelanggaran.

Tak ada satupun manusia yang akan tahu kapan saat datang kematian. Apabila saat datang kematian, tak dapat manusia menundanya. Betapapun manusia itu memiliki kekuasaan, harta kekayaan yang tak terhingga, atau hidup diantara istana-istana yang dikelilingi oleh para pengawal, tak dapat mencegah akan datangnya kematian. Bagaimana manusia akan mengakhiri kehidupannya? Dengan lumuran dosa, maksiat, durhaka, serta dalam kekafiran, dan tak pernah meminta ampun dan taubat kepada Rabbnya?

Sesungguhnya, bila manusia telah melakukan taubat dari suatu dosa, maka manusia masih berkewajiban melakukan taubat yang lain lagi, yaitu bertaubat dari menunda taubat. Betapa banyaknya manusia yang menunda-nunda taubat, dan tidak mau menyadari hakekat dosa yang mereka lakukan setiap hari, bahkan setiap detik, tetapi masih belum mau bertaubat, dan menganggap tidak perlu bertaubat atas segala dosa yang telah dilakukannya.

Manusia selalu menganggap dirinya bersih, tanpa dosa, tidak bersalah, dan benar, serta tidak peduli terhadap kehidupannya. Banyak orang-orang yang mengerti hakekat ‘din’ (Islam), tetapi justru sangat berani berbuat dosa, dan tidak mau bertaubat. Manusia yang lebih mengerti syariat lebih sering melanggar syariat Allah Azza Wa Jalla, dan merasa apa yang dilakukan itu benar, karena telah tertipu oleh hawa nafsunya.

Kadang-kadang kesadaran itu datangnya sangat terlambat. Kesadaran datang, saat manusia sudah tidak dapat keluar lagi dari kubangan dosa dan perbuatan durhaka. Manusia menjadi tawanan kesesatannya, dan diperbudak oleh hawa nafsunya, serta menjadi hamba setan. Perbuatannya yang mengikuti, ‘khuthuwatis syaithon’, justru diyakini sebagai sebuah kebenaran, dan menuju jalan ridho-Nya. Padahal, manusia itu telah dibelenggu oleh sifat-sifat setan, dan sebenarnya telah masuk perangkap setan, serta tidak mampu lagi membedakan antara yang haq dan bathil.

Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziah, tidak ada yang dapat menyelamatkan manusia, kecuali melakukan taubat secara umum, dari dosa-dosa yang diketahuinya dan tidak ketahuinya. Manusia itu hakekatnya tak pernah dapat terbebas dari dosa. Setiap saat manusia itu membuat dosa. Dosa-dosa yang tidak diketahuinya tersebut lebih banyak, dibandingkan dengan dosa yang diketahuinya. Manusia tidak akan dapat terbebas dari hukuman dari Allah Azza Wa Jalla, atas segala perbuatannya. Tidak ada lagi gunanya melakukan penyesalan ketika manusia sudah di akhirat, dan berada dihadapan ‘yaumul hisab’.

Manusia tidak akan dapat kembali ke dunia untuk mendapatkan ‘fursoh’ (keringanan), kembali ke dunia untuk melakukan kebaikan, sebagai bentuk penyesalannya, karena tidak pernah mau bertaubat agar segala kejahatan dan dosanya, ketika manusia masih hidup di dunia. Banyak diantara mereka yang sombong dihadapan Allah Azza Wa Jalla, menantang dengan kesombongannya, dan bersedih ketika mereka sudah berada di ‘padang mahsyar’ bersama dengan manusia lainnya, yang melakukan dosa.

Karena itu, manusia yang sombong tidak mau bertaubat, tergolong manusia yang menyekutukan Allah Azza Wa Jalla, dan menganggap dirinya benar, serta tidak melakukan kesalahan dalam hidup ini.

Nabi Sallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda :

Kemusyrikan dikalangan umat ini lebih samar daripada rayapan (merayapnya) seekor semut”. Lalu Abuk Bakar bertanya, “Bagaimanakah cara menyelamatkan diri darinya, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Ucapkanlah : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari memperseku-kan-Mu dengan sesuatu yang akau ketahui, dan aku mohon kepada-Mu dari sesautu yang tidak akan ketahui”.

Inilah istighfar dari sesuatu yang diketahui Allah sebagai dosa, sedangkan hamba tidak mengetahuinya. Baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, selalu mengucapkan istighfar, dan berdzikir, serta bermunajat, mohon ampun kepada Rabb-Nya, padahal Beliau memiliki sifat yang ma’shum, yang dijamin dijaga dari perbuatan dosa, tetapi tidak sombong dihadapan Allah Azza Wa Jalla, dan selalu menyadari bahwa dirinya seorang hamba, yang ‘dhaif’, dan tidak terlepas dari dosa, dan mohon ampun serta taubat.
Dalam hadhistnya Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda :

Ya Allah, ampunilah kesalahanku dan kebodohanku, dari berlebih-lebihanku dalam urusanku, dan apa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah keseriusanku dan permainanku, kekhilafanku, dan kesengajaanku, semua itu ada padaku. Ya Allah, ampunilahy apa yang telah aku lakukan dan apa yang aku tunda, apa yang aku sembunyikan, dan apa yang aku lakukan dengan terang-terangan, dan apa saja yang Engkau lebih mengetahui daripada aku. Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau”.

Begitulah rintihan do’a yang disampaikan oleh Baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Salam, tanpa henti, dan terus bermunajat serta memohon ampun dan bertaubat.
Dalam hadist yang lain, disebutkan :

Ya Allah, amunilah dosaku semuanya, yang kecil dan yang besar, yang tidak sengaja dan yang sengaja, yang sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan, yang pertama dan yang terakhir”.

Ungkapan do’a dan taubat yang disampaikan oleh Baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, terus mengalir, padahal Beliau manusia yang ma’shum, kekasih Rabb-nya, dan telah dijamin masuk surga-Nya, tetapi menyampaikan taubatnya. Wallahu’lam.

BY: Mashadi

http://www.eramuslim.com